Lemahnya koordinasi seringkali menjadi kendala dalam pengembangan daerah wisata di Indonesia. Perlunya dibuat paket wisata terpadu, serta disusun lebih sistematis, agak wisatawan asing yang datang ke Indonesian bisa menikat. Untuk itu, pengembangan potensi wisata antara daerah harus selalu dilakukan lebih intensif.
Hal inilah diharapkan bisa tercapai dalam rapat konsultasi wilayah tujuan wisata (WTW)-D yang diikuti utusan Dinas Pariwisata Jawa Timur, Bali, NTB dan Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang. Dari sini, diharapkan bisa diperoleh rumusan program kerjasama antar-wilayah yang bisa menarik wisatawan.
Kepala Biro Humas Setda NTT, Nani Kosapilawan, di Kupang, Jumat mengatakan, jika merujuk pada proyeksi pemerintah yang menyebutkan, tingkat pertumbuhan wisatawan baik mancanegara (wisman) maupun nusantara (wisnu) cenderung meningkat hingga tahun 2004, maka harus ada program kerjasama.
Dia merujuk pada pernyataan Staf Ahli Meneg Pariwisata dan Kebudayaan, Budi Syaifudin, MSc, yang mengatakan, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan kunjungan wisman hingga tahun 2004, antara tujuh sampai 10 persen per tahun.
Sementara kunjungan wisnu diproyeksikan dengan tingkat pertumbuhan 1,9 persen setiap tahuna hingga 2004.
Dia mengatakan, dari proyeksi kunjungan tersebut, diharapkan ada penerimaan devisa dari wisman sebesar 7,6 miliar dolar AS dan pada pengeluaran wisnu sekitar Rp16,97 triliun pada akhir tahun 2004.
Dengan pemberlakukan otonomi daerah (Otda), katanya, daerah diharapkan menggali dan melestarikan obyek wisata di daerah, siap untuk bersaing dengan daerah lain, menjamin penyederhanaan birokrasi pelayanan terhadap wisatawan dan menyederhanakan prosedur perizinan.
Menurut Kosapilawan, proyeksi itu, menunjukkan bahwa ada grafik kunjungan meningkat. Namun, hal itu merupakan proyeksi nasional dan pengelola wisata di Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT, harus membangun suatu jaringan pemasaran untuk merebut wisatawan agar mau ke WTW-D.
Bali, disebutnya sebagai wilayah tujuan utama, diikuti NTB dan Jatim, sementara NTT, harus melakukan promosi dan pemasaran. Hal itu, menurutnya, hanya bisa berhasil kalau membangun mata rantai pemasaran dengan ketiga wilayah lain.