Jangan salah sangka kalau Maharani yang satu ini bukanlah sosok yang pernah hidup atau ada dimuka bumi, gambaran kecantikan dan keindahannya mungkin hanya dapat disaksikan oleh segelintir orang saja.
Putri Maharani, penghuni gaib dan mungkin penguasa sebuah gua. Karena itu, lalu disebut Gua Maharani, di Desa Paciran, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan (Jawa Timur).
Sang Putri pasti seorang wanita berderajat tinggi, berwibawa, laksana bangsawan. Maharani, sebenarnya nama yang diperoleh Sugeng dalam mimpi-mimpinya ketemu dengan seorang putri, entah siapa sesungguhnya.
Jangan Tanya siapakah Putri Maharani? Karena secara jujur jawabannya sudah pasti "Tidak tahu!" Tak ada suatu alasan yang bisa dikemukakan untuk itu. Untuk nama sebuah gua: "Istana Maharani", dan kini menjadi salah satu sumber pemasukan pendapatan daerah terpenting dari sektor pariwisata, bagi Kabupaten Lamongan.
Mimpi seorang Sugeng
Lamongan memang kaya sumber alam batuan kapur dengan segala derivatnya. Bahkan daerah utara Lamongan, di bibir pantai sepanjang sejak Sedayu Lawas (Gresik), hingga ke sebelah barat Tuban boleh disebut bertanah Litosol, tanah batuan.
Awalnya, Sugeng yangn bekerja sebagao pemecah batu fosfat, menjelang 6 Agustus 1992 sering bertemu dengan seorang wanita cantik, berkulit putih, dan berpakaian serba putih dalam mimpi-mimpinya.
Sugeng bersama tiga temannya sesama kuli dan mandornya akhirnya menemukan lubang menganga di tempat kerjanya, penggalian batu fosfat. Sekalil lagi, dalam mimpinya Sang Putri muncul lagi dan memperkenalkan dirinya sebagai Maharani. Sang Putri mengaku, sebagai penghuni gua yang ditemukan Sugeng bersama teman-temannya. Malah, kata Sang Putri, gua itu adalah istananya.
Dalam waktu singkat Gua Maharani, ? 52 km utara Lamongan, atau 92 km dari Surabaya terkenal sebagai daerah tujuan wisata. Kebetulan Pemda Tk I Jatim, rajin berpromosi memperkenalkan Gua Maharani sebagai daerah tujuan wisata turis domestik.