Keberadaan orang asing di beberapa kawasan wisata yang terkenal memang sudah hal yang lazim hingga tentu sulit untuk memastikan mana yang wisatawan mancanegara (wisman) resmi dan mana yang imigran gelap tapi sedang menyaru. Pada kenyataanya beberapa bulan belakangan sepertinya makin banyak orang asing yang notabene adalah imigran gelap meluangkan waktu mereka di tempat wisata yang ramai dikunjungi turis di Indonesia.
Tak usah jauh-jauh melihat kenyataan yang ada di Bali, di tempat wisata pegunungan Tretes yang ada di Jawa Timur pun seperti yang diungkap oleh harian Jawa Pos ternyata sudah sekitar dua-tiga bulan ini ramai ‘disatroni’ imigran gelap. Sebagian besar dari mereka adalah imigran asal Timur Tengah dan Afghanistan yang menjadikan Tretes sebagai tempat pilihan untuk transit sebelum bertolak ke Australia.
Para pendatang itu gampang diidentifikasi. Sebab, mereka tidak menyembunyikan diri. Mereka biasanya bergerombol-gerombol, baik saat berbelanja maupun cari hiburan. Mereka juga tak segan mendatangi warung-warung warga. Mereka makan di situ. Bicara dalam bahasa mereka tanpa menjaga jarak dengan warga setempat. Hari-hari mereka kebanyakan dihabiskan untuk rileks dan bermain biliar. Beberapa pengelola rumah biliar juga tidak menyangkal kalau diantara mereka mulai ada yang berjudi dengan bermain biliar.
Satu hal yang pasti adalah bahwa mereka tidak pernah menetap di sebuah villa yang disewa sampai lebih dari 3 hari. Mereka selalu berpindah-pindah tapi masih di kawasan wisata yang sama. Para pendatang asing tersebut juga bukan hanya berjenis kelamin pria, beberapa diantara mereka juga adalah wanita bahkan anak-anak.
Menurut beberapa orang yang memiliki usaha untuk para wisatawan tersebut para pendatang tersebut juga tidak banyak menimbulkan masalah terutama dalam hal pembayaran barang dan jasa yang sudah mereka gunakan. Warga juga sepertinya tidak keberatan dengan keberadaan mereka selama mereka tidak membuat keresahan. Apalagi keberadaan merea sedikit banyak sudah menguntungkan sebagian warga di sana.
Aparat keamanan seperti yang dilakukan di Tretes juga sudah mulai mendata agar jangan sampai kebobolan. Namun bila ada yang nyat-nyata melanggar aturan mereka bisa saja dikarantina dibawah hukum pemerintah RI. Sebuah kabar yang juga belum dipastikan adalah adanya pengorganisasian yang matang dari kedatangan mereka ke indonesia.
Bisa jadi memang ada benarnya, terbukti, mereka sudah langsung bisa bermalam di rumah-rumah vila tadi. Demikian pula, meski paspornya turis, mereka bersama anak istrinya bisa muter-muter di kawasan Tretes. Sebelum, tentunya, mereka bertolak ke Denpasar dan bahkan mungkin langsung ke Australia, tempat tujuan utama pengungsian mereka.