Melihat Pulau Cina di Bawean? Mengapa tidak. Bawean wilayah kecamatan di Kabupaten Gresik merupakan suatu kepulauan, yang terletak di laut Jawa. Sekitar 80 mil laut atau 120 km sebelah utara Gresik.
Pulau Cina merupakan salah satu pulau kecil dari gugusan pulau-pulau kecil lain, seperti Gili, Noko Gili, Selayar, Noko Selayar, Manukan, Rosa dan Karangbila. Keberadaan pulau-pulau kecil ini berpeluang untuk objek wisata bahari.
Transportasi laut merupakan satu-satunya sarana menuju pulau seluas hampir 200 km2. Berbagai kualitas berikut harga, menjadi pilihan kenyamanan yang berbeda bagi setiap peminat.
Dengan mempergunakan Kapal cepat, hanya memerlukan waktu dua jam pelayaran ke sana. Harga tiketnya sekitar Rp 145.000 sampai Rp 160.000. Jadwal kapal ekstra cepat ini hanya tiga kali dalam seminggu, Senin, Rabu dan Jumat.
Tarif yang lebih murah Rp 45.000 adalah dengan naik kapal barang milik swasta. Tapi harus menempuh pelayaran sekitar 10 jam. Kendati dijadwalkan tiap hari, tetapi frekuensinya tergantung cuaca biasanya hanya terjadi perubahan jadwal.
Hasil Pembauran
Penduduknya merupakan hasil pembauran beberapa suku yang berasal dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera, termasuk budaya dan bahasanya. Bahasa Bawean hampir sama dengan Madura, hanya berbeda dalam beberapa kosakata. Kadang bahasa Arab dan Inggris digunakan sebagian penduduk Bawean.
Warga Bawean memiliki mobilitas tinggi, rata-rata TKI untuk Malaysia dan Singapura. Pemandangan biasa, jika jumlah wanita di sana lebih banyak dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memakai pakaian kebaya sebagaimana layaknya busana tradisionil wanita Jawa. Yang membedakannya, mereka memakai perhiasan dari mata uang logam Malaysia.
Tikar dari bahan anyaman daun, merupakan barang hasil kerajinan tradisionil yang sangat khas Bawean, bahannya diramu dara bahan alami, seperti rempah-rempah dan kulit pohon. Sehingga tikar Bawean tidak hanya indah tetapi juga sekaligus kuat dan banyak dipasarkan ke Malaysia.
Beberapa potensi sumber daya alam di pulau-pulau kecil sekitar Bawean yang layak dikembangkan sebagai obyek wisata cukup banyak dan bervariasi. Misalnya 8 km dari Sangkapura terdapat Tanjung Gaang di Desa Komalasa.