Taman Budaya Jatim (TBJ) mulai pertengahan April 2002 membuat rekaman video sebuah kesenian Kebo-keboan asal Banyuwangi sebagai langkah awal untuk menjadikan lembaga tersebut sebagai pusat dokumentasi dan informasi seluruh jenis kesenian di Jatim.
"Selama ini TBJ hanya menjadi pusat kegiatan pementasan seni, sedangkan dokumentasi terhadap kesenian-kesenian itu jarang ada. Mulai tahun ini, upaya pedokumentasian itu akan kami lakukan secara bertahap," kata Kepala TBJ, Drs Pribadi Agus Santoso seperti dikutip Antara, Jumat (26/04).
Ia menjelaskan, dengan pendokumentasian yang lengkap tentang kesenian di Jatim, diharapkan lembaga tersebut akan menjadi sebuah perpustakaan yang siap menyajikan data kepada yang membutuhkan, baik melalui audio maupun secara visual, termasuk dalam bentuk buku. Selain itu, taman ini juga bisa menjadi daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang lebih komprehensif.
"Jadi kalau nanti ada mahasiswa atau pemerhati masalah kesenian mau mengadakan penelitian tentang kesenian di Jatim, mereka bisa menggali data-data pendukung di TBJ. Selama ini data-data semacam itu sangat kurang karena jarang didokumentasikan," ujarnya.
Untuk mewujudkan programnya itu, Agus tidak mau menargetkan dalam waktu cepat bisa mengumpulkan semua bentuk kesenian dalam rekaman video maupun dalam bentuk buku. Program itu akan dilaksanakan secara bersamaan dengan program lainnya.
"Kalau dipasang target, nanti program lainnya tidak berjalan. Kami ini kan terbatas dalam masalah dana, jadi mengalir saja lah, yang penting saya sudah memulai. Untuk tahun ini saja kami membuat tiga pembuatan film video," katanya.
Ia menjelaskan, pembuatan video itu adalah, kesenian "Kebo-keboan" di Banyuwangi yang berkaitan dengan adat istiadat masyarakat setempat dan pembuatan profil seorang seniwati terkemuka asal Gresik bernama Masmundari yang selama ini mempelopori lukisan damar.
"Untuk Masmundari ini kami nilai merupakan seniwati, langka karena di usianya yang sudah sepuh masih tetap berkiprah untuk mengembangkan seni lukis damar. Lukisan damar itu merupakan seni dekoratif yang digunakan untuk kap (penutup) lampu," katanya.
Selain untuk dokemntasi TBJ, hasil rekaman video itu nantinya juga akan disebarkan ke seluruh pemerintah daerah, khususnya untuk Dinas Pariwisata. Langkah itu diharapkan juga bisa membantu pengembangan pariwisata di Jatim.