Wisata agro, atau yang lebih populer disebut agrowisata belakangan makin banyak ditawarkan di beberapa daerah di Indonesia. Masing-masing daerah, biasanya menawarkan wisata ini dengan menampilkan sumberdaya alam masing-masing. Seringkali wisata ini selalu dikaitkan dengan hasil perkebunan, serti buah-buahjan atau hasil pertanian yang memang terkenal di daerah itu. Makanya tidak salah bila banyak sebutan populer agro wsiata, dikaitkan dengan wisata ke kebun teh, apel, bahkan jeruk.
Salah satu kota yang tetap giat mengembangkan wisata itu, ialah Batu. Bila kita menyebut kota Batu, Malang Jawa Timur , yang ada di benak kita hampir pasti ingat dengan buah apelnya. Batu yang memiliki hawa cukup sejuk, terletak sekitar 15 kilometer ke arah barat Malang itu, sejak puluhan tahun lalu terkenal sebagai penghasil buah apel. Dan dalam beberapa tahun terakhir, kota ini juga mulai giat mengembangkan agro wisata.
Namun sayangnya sejak beberapa tahun terakhir, komoditas apel malang bak tersapu bersih oleh angin buah impor. Apel Malang sejak tahun 1994 hingga pertengahan 1997, seperti tak mampu lagi bersaing dengan buah per Cina, apel washington, apel New Zealand, apel Royal maupun apel lengkeng. Kekalahan buah lokal yang pernah memiliki cita rasa tinggi ini, terutama pada penampilan dan harga yang kadangkala lebih murah.
Dan nama apel Batu pun menjadi kurang populer, akibat desakan produk-produk impor tadi. Bahkan apel Batu malang dianggap tidak lebih "nikmat" dari apel-apel impor tadi. Tapi, ini tentunya tidak menyurutkan Batu untuk mengembangkan dirinya sebagai kota wisata, bahkan mengembangkan sebagai kota agro wisata.
Beberapa hotel resort juga mulai berkembang di Batu dan menawarkan konsep agro wisata. Misalnya dilakukan hotel Kusuma Agro Wisata. Selain mengembangkan wisata, hotel ini mengembangkan dan membangun citra buah lokal. Pola pengembangan buah lokal ini, tidak hanya sekadar melalui berbagai forum seminar dan dialog antara produsen, pedagang dan pemerintah, tetapi melalui pola lain yang lebih strategis.
Pola yang dipilih oleh manajemen Kusuma Agro Wisata, kampanye melalui wisata berkebun. Artinya pihak konsumen yang datang ke Batu, Malang ini, tidak hanya sekadar diekploitasi untuk menikmati alam batu semata. Atau sekadar diantar travel menuju ke pamandian air panas alam di Canggar, yang berada di lereng Gunung Arjuna, atau perkebunan teh di Wonosari, dan perkebunan kopi di Margosuko, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Namun diajak untuk mengenal alam Kota Batu, termasuk potensi agronya melalui pola partisipan.